Bakmi Jawa |
- BAKMI JAWA PAK PELE, tempat ini biasa menjadi langganan para seniman Jogja. Tempat ini letaknya sangat strategis karena letaknya ramai dengan wisatawan yaitu berada di sebelah selatan alun-alun utara atau dekat dengan pagar keraton.
- BAKMI KADIN, terletak di Jalan Kusumanegara. Selain mie yang khas yang dinikmati sambil mendengar alunan keroncong live, disini juga disediakan minuman bajigur panas yang sudah langka dijual di tempat lain.
- Bakmi Mbah Mo. berlokasi agak jauh di jalan bantul. Jangan kaget jika anda berada di nomer antrian 40 dan menunggu selama dua jam sebelum bisa menikmatinya
- dll.
B. GUDEG
Gudeg |
Gudeg yang dijual pada malam hari adalah gudeg basah. Gudeg ini berkuah dan tidak tahan lama, tidak seperti gudeg kering/kendil yang dijual sepanjang hari. Gudeg yang dijual di malam hari cenderung tidak terlalu manis dan harganya pun lebih murah.
Beberapa lokasi gudeg basah favorit saya adalah:
- Gudeg Permata terletak di Jalan Kusumanegara Yogyakarta.
- Gudeg Mbak Sasha, toko gudeg ini berada di depan Mirota Gejayan, Jalan Affandi Yogyakarta.
- Gudeg Pawon, toko Gudeg ini terletak di Jl. Dr.Soepomo/Janturan. Gudeg ini tergolong unik karena mereka menjual gudeg ini di dapur mereka langsung (pawon). pengunjung boleh bebas makan di seluruh bagian rumah, bahkan di dapur sekalipun.
- Gudeg Yu Djum, toko gudeg ini memiliki 3 tempat yaitu di Jalan Wijilan, jalan Kaliurang km.4 dan di jalan Adisucipto.
- Gudeg Sagan, gudeg yang satu ini terkenal di kalangan para pelancong. terletak di jalan Sagan, rumah makan gudeg ramai di kunjungi antara jam 19.00 sampai 21.00
C. BAKPIA
Bakpia |
Bakpia adalah makanan yang tebuat dari campuran kacang hijau dan gula, yang di bungkus dengan tepung lalu di panggang. Bakpia berasal dari kata "bak" yang artinya daging dan "pia" yang artinya kue, dan jika disatukan menjadi Kue daging atau biasa dipanggil bakpia. Bakpia adalah salah satu makanan dari keluarga Cina atau Tionghoa. Namun, Bakpia juga merupakan makanan khas Jogja. Dulu di Cina bakpia merupakan makanan yang berisi daging babi setelah dikembangkan, Jogja mengubah isi bakpia menjadi coklat, kumbu ijo, kumbo hitam, dll.
Jika anda ingin mencicipi lezatnya makanan khas Jogja ini. Kalian bisa temukan di tempat toko oleh-oleh khas Jogja yang berada di sepanjang Jalan Adisucipto.
D. GEPLAK
Geplak |
Salah satu keunikan geplak adalah rasa manisnya yang sangat legit. Tapi, manisnya geplak bukan sembarang manis, melainkan manis-manis gurih kelapa. Bahan-bahan membuat geplak pun mudah didapat, yakni kelapa yang masih agak muda, tepung beras ketan, daun pandan, gula pasir atau gula kelapa (gula jawa), air, garam, dan vanili bubuk.
Dahulu, geplak adalah makanan pengganti beras. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya bahan pembuat geplak yaitu daging kelapa serta berlimpahnya lahan tebu yang diolah untuk menjadi gula di pabrik-pabrik pengolahan tebu seperti Madukismo yang masih ada sampai saat ini. Melimpahnya bahan pembuatan geplak terlebih saat musim paceklik dinama bahan makanan susah ditemukan inilah yang membuat masyarakat menjadikannya makanan pengganti beras atau nasi.
E. YANGKO
Yangko adalah makanan khas D.I.Yogyakarta yang terbuat dari tepung ketan. Nama yangko berasal dari kata kiyangko. Yangko memiliki berbagai macam rasa buah, seperti strawberry, durian, melon.
Meskipun tidak sebanyak dahulu, penjual Yangko saat ini juga telah banyak ada di kota Yogyakarta. Salah satu yang terkenal adalah Yangko Pak prapto. Sejarah tersebut dimulai karena konon, orang yang pertama kali mengenalkan yangko adalah Mbah Ireng yang tidak lain adalah kakek buyut Suprapto. Meski Mbah Ireng sudah berinovasi membuat yangko sejak tahun 1921, namun yangko baru mulai dikenal luas oleh masyarakat pada sekitar tahun 1939. Yangko bisa dibeli di pusat perbelanjaan oleh-oleh di Jogja.
E. YANGKO
Yangko |
Meskipun tidak sebanyak dahulu, penjual Yangko saat ini juga telah banyak ada di kota Yogyakarta. Salah satu yang terkenal adalah Yangko Pak prapto. Sejarah tersebut dimulai karena konon, orang yang pertama kali mengenalkan yangko adalah Mbah Ireng yang tidak lain adalah kakek buyut Suprapto. Meski Mbah Ireng sudah berinovasi membuat yangko sejak tahun 1921, namun yangko baru mulai dikenal luas oleh masyarakat pada sekitar tahun 1939. Yangko bisa dibeli di pusat perbelanjaan oleh-oleh di Jogja.
0 comments:
Post a Comment